Hai, hai, kumusta, kaibigan...... pada postingan kali
ini, saya mau share tentang accent (aksen) dan word stress (penekanan) dalam
bahasa tagalog.
Aksen sendiri adalah –menurut wikipedia- suku kata sebuah kalimat yang
diucapkan dengan penekanan terbanyak (https://id.wikipedia.org/wiki/Aksen) dan penekanan kata atau word stress –bukan kata yang depresi, yak-
*Emang ada yang mikir kalau word stress adalah kata yang depresi? Yang
ngetik nih, yang depresi.*
*Note: sumber postingan ini adalah: http://www.tagalog1.com/.
Saya hanya menuliskan kembali sesuai dengan pemahaman saya. Kalau ada yang
janggal, silakan kunjungi web-nya. Lebih akurat, kok. J*
Well, seperti bahasa Mandarin, Bahasa tagalog juga punya empat macam
accents yaitu:
-
Malumay
-
Malumì
-
Mabilís
-
Maragsâ
Secara teknis, aksen adalah bagian dari bahasa tulis. Dalam
prakteknya banyak pengguna bahasa Tagalog menghilangkan aksen tersebut. Jika
kamu tumbuh dengan bahasa ini, kamu akan tahu bagaimana melafalkan kata- kata.
Jika tidak, kamu akan menemukan aksen untuk membantu dalam pelafalan.
Yang pertama adalah Malumay.
Tempatkan penekanan pada suka kata kedua sampai suku
kata terakhir. Malumay tidak memiliki tanda aksen.
Kedua, Malumì.
Seperti malumay, tekankan kata- kata malumì di
suku kata semifinal. Perbedaan glottal stop (apa ya istilah dalam bahasa
Indonesia??? Saya beneran lupa materi kelas Fonologi di kampus entah zaman
kapan itu L) di suku kata terakhir; berhenti pada bunyi huruf vokal pendek di
tenggorokan. Suaranya seperti ketika mengucapkan “uh-oh”, di mana suku kata
pertama berakhir pendek di tenggorokan. Kata- kata Malumì seperti itu, kecuali
glottal stop berada di suku kata terakhir.
Tandai huruf vokal terakhir dengan grave accent (‘)(aksen nontirus- itu
Bahasa Indonesianya dan pahiwa Bahasa Tagalognya-)
Catatan: Aksen Mark (tanda bunyi) hanya ditempatkan di huruf vokal.
Konsonan tidak pernah diberi tanda bunyi.
Ketiga, mabilís
Tempatkan penekanan di suku kata terakhir. Tandai huruf vokal terakhir
dengan acute accent (´), (aksen tirus, itu bahasa Indonesianya dan dalam Bahasa
Tagalog disebut pahilís)
Dan yang terakhir adalah Maragsâ
Seperti mabilis, penekanan kata-
kata maragsâ di suku kata terakhir. Perbedaannya adalah glottal stop di suku
kata terakhir; berhenti pada bunyi huruf vokal pendek pada tenggorokan.
Bunyinya seperi saat mengucapkan “uh-oh”, dimana suku kata pertama berhenti di
tenggorokan. Kata- kata maragsâ juga
seperti itu, kecuali glottal stop berada di suku kata terakhir.
Jadi, kata- kata maragsâ words seperti
mabilis, kecuali ,kata- kata tersebut berakhir di glottal-stopped vowel. Kata-
kata maragsâ seperti malumi, kecuali
penekanan terakhir di suku kata terakhir.
Tanda bunyi di huruf vokal terakhir
dengan circumflex accent (^) (sirkumfleks) dalam Bahasa Indonesia dan disebut pakupyâ
dalam bahasa Tagalog)
Nah itulah sodara- sodara sekalian pembahasan
tentang accent and word stress-nya. Semoga bermanfaat.
Cukup sekian dan terima kasih.
*Aiyaya yang ngetik berasa lagi
pidato, kali*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar